Latest Post

DUALISME DALAM UN 2016

Dok. Pribadi



DUALISME DALAM  UN 2016
Oleh:
Dra. Puji Handayani, M.Pd
(SMA N 1 Muntilan)

Ujian Nasional (UN) tinggal menghitung hari. Berbagai persiapaan dilakukan oleh sekolah untuk menyukseskan program pemerintah ini.  Bagi Peserta didik, UN  bertujuan  untuk  mengukur  pencapaian  kompetensi  lulusan  pada  mata pelajaran  secara  nasional  dengan  mengacu  pada  Standar  Kompetensi  Lulusan. Sedangkan bagi negara, UN  menjadi  sub-sistem  penilaian  dalam  Standar  Nasional  Pendidikan  (SNP) menjadi  salah  satu  tolak  ukur  pencapaian  SNP  dalam  rangka  penjaminan  dan peningkatan mutu pendidikan.
Kendati UN menjadi agenda tahunan, selalu ada hal baru yang perlu dicermati di setiap penyelenggaraan UN, terlebih untuk  UN tahun 2016 ini. Permendikbud No. 5 Tahun 2015 tentang penyelenggaraan Ujian Nasional (UN) dan Ujian Sekolah (US) mengisyaratkan adanya dualisme dalam penyelenggaraan UN 2016. Dualisme itu menyangkut cara penyelenggaraan dan materi ujian.
PBT dan CBT
Pasal 20  ayat 1 Permendikbud No. 5 Tahun 2015 menginformasikan bahwa Pelaksanaan UN SMP/MTs, SMA/MA/SMAK/SMTK dan SMK/MAK dapat dilakukan melalui ujian berbasis kertas (Paper Based Test) dan/atau ujian berbasis komputer (Computer Based Test). Penyelenggaraan Uijan Nasional berbasis komputer pada tahun ini merupakan kelanjutan dari program rintisan di tahun 2015. Pada saat itu rintisan UNBK  mengikutsertakan sebanyak 555 sekolah yang terdiri atas  42 SMP/MTs, 135 SMA/MA, dan 378 SMK di 29 Provinsi dan Luar Negeri. Kesuksesan penyelenggaraan CBT (UNBK) mendorong pemerintah untuk melanjutkankannya.
Ada beberapa alasan mengapa pemerintah perlu didukung untuk melanjutkan program rintisan penyelenggaraan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) ini. Pertama, UNBK (CBT) lebih hemat dibandingkan dengan PBT yang menggunakan kertas soal untuk sekali pakai. Dalam UNBK, soal bisa digunakan berulang-ulang tanpa harus ada pemborosan kertas. Kedua, UNBK lebih efisien dalam hal penggandaan soal, pendistribusian, dan pengamanan. Ketiga, UNBK lebih mengedepankan kejujuran bagi para peserta karena kemungkinan mencontek lebih kecil. Dan, keempat, UNBK dapat meminimalisasi kebocoran soal.
Dua Kurikulum
Bukan hanya medianya yang ganda, materi untuk UN 2016 juga mencakupi materi dari dua kurikulum. Sebagaimana telah diketahui bahwa sejak tahun 2013, Indonesia menerapkan kurikulum ganda, yakni kurikulum 2013 dan kurikulum 2006. Padahal, salah satu fungsi UN adalah untuk melakukan pemetaann. Bagaimana pemetaan bisa dilakukan jika harus ada dua macam soal?  Terkait dengan hal ini, pemerintah mengambil kebijakan untuk mengidentifikasi materi-materi yang sama diantara kedua kurikulum tersebut. Identifikasi yang dilakukan mewujudkan adanya materi irisan.
Peraturan  Badan  Standar  Nasional Pendidikan  Nomor:  0034/P/BSNP/XII/2015  tentang  Prosedur  Operasional  Standar Penyelenggaraan Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2015/2016 menegaskan  bahwa Materi  yang  diujikan  dalam  UN  adalah  materi  yang  diajarkan  pada  kurikulum yang  berlaku  berdasarkan  Permendikbud  No mor  22  Tahun  2006  dan Permendikbud Nomor 64 Tahun 2013. Hasil identifikasi dari dua kurikulum tersebut digunakan untuk menyusun SKL dan kisi-kisi.

Adanya dualisme dalam UN 2016 semestinya tetap disikapi secara positif. Pemerintah pasti sudah mengupayakan hal terbaik. Oleh karenanya, sekolah tetap harus bersikap optimis  menyambut UN 2016.  Optimisme itu dapat diwujudkan dalam upaya memotivasi peserta didik untuk berusaha secara optimal menghadapi UN. Mari kita rayakan UN 2016 dengan berpedoman pada motto: Prestasi Ya, Jujur Harus!
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Binawa Litera - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger