Dalam sebuah iklan produk kosmetik yang ditayangkan di televisi digambarkan seorang fotografer mengambil ancang-ancang untuk membidik dua gadis kembar, yang satu berkulit gelap, yang lain berkulit putih. Fotografer, si lelaki tampan itu, memilih untuk membidikkan kameranya kepada si gadis yang berkulit putih. Mengetahui hal itu, gadis berkulit lebih gelap murung, kemudian berusaha memutihkan kulitnya dengan harapan lelaki itu memperhatikannya.
Sepintas lalu memang iklan tersebut tidak bermasalah. Tidak ada yang aneh dengan adegan dalam iklan. Akan tetapi, iklan tadi bisa memunculkan keyakinan bahwa perempuan cantik adalah yang berkulit putih, dan lelaki normal adalah yang menyukai perempuan berkulit putih. Oleh karena itu, agar perempuan disukai laki-laki harus menjadikan kulitnya lebih putih. Pemahaman yang diyakini perempuan seperti ini disebut keyakinan gender. Sebagian besar masyarakat hampir tidak menyadari bahwa banyak hal yang dianggap sebagai kebenaran saat ini ternyata hanyalah bentuk keyakinan gender yang keliru.Berbagai data dan fakta membuktikan bahwa keyakinan gender yang dianut oleh sebagian besar masyarakat berdampak sangat luas bagi sendi-sendi kehidupan (baik sektor publik maupun negara). Tak jarang, keyakinan gender yang dianut sangat kuat bisa memunculkan ketidakadilan gender. Kita bisa mengidentifikasi beberapa bentuk ketidakadilan gender yang terjadi di masyarakat. Beberapa di antaranya tertera dalam tabel berikut.
NO KEYAKINAN GENDER AKIBAT 1. Anak perempuan lembutdan emosional Anak perempuan sering tidak diberi kesempatan untuk memanjat pohon, bermain layang-layang, dan bertanding sepak bola. 2. Perempuan cantik harus bertubuh langsing Banyak permpuan yang mengidap anemia akut karena diet untuk melangsingkan badan 3. Anak perempuan, sepulang sekolah harus membantu orang tua Anak perempuan tidak boleh terlalu banyak bermain di luar (jika banyak keluar rumah akan dinilai sebagai perempuan ‘nggak bener’) 4. Laki-laki bersikap tegas dan rasional Anak laki-laki dianggap lebih cocok menjadi pemimpin, misal: ketua OSISTabel : Keyakinan Gender dan akibatnya
Keyakinan gender dapat merugikan, bukan saja bagi perempuan, tetapi juga bagi laki-laki.Ketika seorang anak laki-laki diejek, dipukul, dan dilecehkan oleh kawannya yang lebih besar, ia biasanya tidak ingin menunjukkan bahwa ia sebenarnya sedih dan malu. Sebaliknya, ia ingin tampak percaya diri, gagah, dan tidak memperlihatkan kekhawatiran dan ketidakberdyaannya. Padahal, sebenarnya, laki-laki juga merasa sedih dan malu saat dilecehkan teman. Akan tetapi, masyarakat terlanjur meyakini bahwa lelaki pantang menangis, tabu untuk dinilai lemah dan cengeng. Oleh karena itu, sehina dan sejahat apa pun ejekan yang diterima, ia merasa tidak berhak untuk bersedih atau tampak lemah. Bukankah hal ini merugikan laki-laki? Hanya karena sifat yang diyakini masyarakat, lelaki kehilangan haknya untuk bersedih. Padahal bersedih adalah pengungkapan perasaan yang sangat manusiawi. Inilah yang disebut dampak keyakinan gender